Mengapa Karakter Penting? Tujuan Pembentukan Karakter dalam Kurikulum Indonesia

Di tengah era digital dan tantangan kompleks tahun 2025, pertanyaan “Mengapa karakter penting?” menjadi semakin relevan dalam dunia pendidikan. Kurikulum di Indonesia, khususnya melalui Kurikulum Merdeka, secara eksplisit menegaskan Tujuan Pembentukan Karakter sebagai pilar utama, setara dengan pencapaian akademis. Karakter yang kuat adalah fondasi bagi individu untuk beradaptasi, berinovasi, dan berkontribusi positif bagi masyarakat di masa depan.

Salah satu Tujuan Pembentukan Karakter dalam kurikulum adalah untuk menciptakan individu yang berintegritas dan bermoral. Di era di mana informasi begitu mudah diakses, kemampuan untuk membedakan kebenaran, bertindak jujur, dan memiliki etika yang baik menjadi sangat krusial. Kurikulum Merdeka dengan Profil Pelajar Pancasila-nya, secara khusus menekankan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, sebagai landasan moral bagi setiap siswa. Sebuah survei yang dilakukan oleh Pusat Studi Psikologi Pendidikan pada tanggal 10 April 2025 menunjukkan bahwa siswa dengan fondasi karakter kuat cenderung memiliki empati dan kemampuan adaptasi yang lebih baik.

Selain itu, Tujuan Pembentukan Karakter juga mencakup pengembangan keterampilan sosial dan emosional. Karakter seperti gotong royong, mandiri, dan berkebinekaan global, mendorong siswa untuk menjadi individu yang kolaboratif, bertanggung jawab, dan toleran terhadap perbedaan. Ini adalah modal penting dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia kerja yang semakin membutuhkan kemampuan interpersonal. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi wadah konkret di mana siswa dapat mempraktikkan nilai-nilai ini melalui kegiatan-kegiatan nyata, seperti proyek lingkungan atau sosial.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada rapat koordinasi nasional yang digelar hari Rabu, 5 Juni 2025, kembali menegaskan bahwa Tujuan Pembentukan Karakter adalah investasi jangka panjang untuk Indonesia Emas 2045. Generasi yang berkarakter tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki resiliensi, mampu menghadapi kegagalan, dan terus belajar dari pengalaman. Dengan demikian, pendidikan karakter dalam kurikulum tidak hanya bertujuan untuk membentuk pribadi yang baik, tetapi juga individu yang tangguh, inovatif, dan siap menjadi pemimpin di masa depan. Upaya ini dilakukan secara sistematis, misalnya melalui modul ajar dan kegiatan ekstrakurikuler yang terintegrasi, untuk memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan mengembangkan karakter terbaiknya.