Pendidikan informal, yang bersumber dari keluarga dan lingkungan, memegang peranan sangat krusial di desa sebagai penopang utama pendidikan anak. Di tengah keterbatasan akses terhadap jalur pendidikan formal dan nonformal, proses belajar yang terjadi sehari-hari dalam interaksi keluarga dan komunitas menjadi fondasi penting. Ia membentuk karakter, menanamkan nilai-nilai budaya, dan mengajarkan keterampilan hidup yang esensial, seringkali menjadi satu-satunya sumber pengetahuan bagi sebagian anak.
Di desa, pendidikan informal di dalam keluarga adalah sekolah pertama dan utama bagi anak. Orang tua mengajarkan norma, etika, keterampilan dasar hidup, serta nilai-nilai agama dan budaya yang dianut masyarakat. Interaksi sehari-hari, nasihat, dan teladan dari orang tua membentuk kepribadian anak secara fundamental.
Lingkungan sosial juga menjadi guru yang tak kalah penting dalam pendidikan informal. Anak-anak belajar dari tetangga, tokoh masyarakat, dan kegiatan gotong royong. Mereka mengamati, meniru, dan berpartisipasi dalam adat istiadat serta tradisi lokal, memperkaya pengalaman belajar di luar bangku sekolah.
Keterampilan praktis, seperti bertani, beternak, atau kerajinan tangan, seringkali diwariskan melalui pendidikan informal ini. Anak-anak belajar langsung dari orang tua atau anggota komunitas yang lebih tua. Pengetahuan lokal ini sangat relevan dengan kebutuhan hidup di desa dan menjadi bekal penting untuk masa depan mereka.
Di daerah yang akses pendidikan formalnya terbatas, pendidikan informal menjadi penyelamat. Anak-anak yang mungkin tidak bisa sekolah tetap mendapatkan pembelajaran tentang budi pekerti, moral, dan cara berinteraksi sosial. Ini memastikan mereka tidak sepenuhnya terasing dari proses pendidikan.
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mengakui dan mendukung pendidikan informal ini. Program-program yang berbasis komunitas, seperti kelompok belajar masyarakat atau pos baca, dapat memperkaya konten dan metode pembelajaran informal. Ini adalah bentuk penguatan yang diperlukan.
Edukasi kepada orang tua di desa tentang pentingnya peran mereka sebagai pendidik informal juga krusial. Mereka perlu dibekali pengetahuan tentang stimulasi dini, pola asuh positif, dan cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah, meskipun sederhana.
Kolaborasi antara jalur pendidikan formal dan informal dapat memberikan hasil yang optimal. Sekolah dapat melibatkan orang tua dan tokoh masyarakat dalam kegiatan belajar mengajar, memanfaatkan kearifan lokal sebagai sumber pembelajaran yang relevan dan kontekstual.