Penguatan Ekosistem Sekolah Ramah Anak: Mendukung Pembentukan Kepribadian yang Sehat.

Penguatan ekosistem sekolah ramah anak adalah fondasi esensial dalam mendukung pembentukan kepribadian siswa yang sehat dan holistik. Konsep ini bukan hanya tentang menyediakan fasilitas fisik yang aman, melainkan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, suportif, dan bebas dari diskriminasi atau kekerasan. Tujuannya adalah agar setiap anak merasa aman, dihargai, dan termotivasi untuk berkembang secara optimal, baik secara akademis maupun personal. Pada hari Rabu, 19 Juni 2024, dalam sebuah simposium nasional tentang hak anak di bidang pendidikan di Jakarta, perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menekankan urgensi penguatan ekosistem ini di seluruh jenjang pendidikan.

Implementasi penguatan ekosistem sekolah ramah anak melibatkan berbagai dimensi. Pertama, pelatihan bagi guru dan staf sekolah mengenai hak-hak anak, penanganan bullying, serta mekanisme pelaporan kekerasan. Ini memastikan setiap individu dewasa di lingkungan sekolah memiliki pemahaman dan sensitivitas yang tepat dalam berinteraksi dengan siswa. Sebagai contoh, di SMP Negeri 7 Semarang, sejak Januari 2024, seluruh guru dan tenaga kependidikan telah mengikuti pelatihan khusus tentang pencegahan kekerasan di sekolah yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang.

Kedua, partisipasi aktif siswa dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka. Ini dapat terwujud melalui forum OSIS yang aktif, tim anti-bullying yang digerakkan siswa, atau kotak saran yang responsif. Ketika siswa merasa suara mereka didengar dan dihargai, mereka akan lebih termotivasi untuk berkontribusi pada lingkungan sekolah yang positif. Sebuah survei kepuasan siswa yang dilakukan oleh sebuah lembaga riset pendidikan di SMA Negeri 1 Yogyakarta pada 25 Mei 2024, menunjukkan bahwa 85% siswa merasa aman dan nyaman di sekolah berkat partisipasi aktif mereka dalam program-program ramah anak.

Terakhir, penguatan ekosistem ini juga mencakup kerja sama erat antara sekolah, orang tua, dan komunitas. Komunikasi yang terbuka antara pihak sekolah dan orang tua sangat penting untuk memantau perkembangan anak dan menyelesaikan masalah bersama. Melalui upaya terkoordinasi ini, sekolah ramah anak bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga rumah kedua yang aman dan mendukung bagi perkembangan setiap siswa. Dengan lingkungan yang kondusif, siswa dapat tumbuh menjadi individu dengan kepribadian yang sehat, percaya diri, dan berdaya saing.