Lebih dari Sekadar Transfer Ilmu: Tugas Guru Mulia Mendidik Akhlak Luhur Siswa

Pandangan mengenai tugas guru seringkali terbatas pada upaya mencerdaskan siswa melalui penyampaian materi pelajaran. Padahal, peran seorang guru jauh lebih luas dan mendalam. Tugas guru yang sesungguhnya juga mencakup tanggung jawab moral untuk mendidik akhlak siswa, membentuk karakter yang kuat, dan menanamkan nilai-nilai luhur sebagai bekal mereka dalam menjalani kehidupan. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa tugas guru tidak hanya sebatas aspek kognitif, tetapi juga meliputi pembentukan karakter siswa yang berakhlak mulia. Simposium Pendidikan Nasional yang diadakan di Jakarta Convention Center dan dibuka hari ini, Kamis, 8 Mei 2025, dengan tema “Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Generasi Emas Indonesia”, menegaskan kembali pentingnya aspek akhlak dalam tugas guru.

Mendidik akhlak siswa adalah bagian integral dari guru karena karakter yang kuat menjadi fondasi utama bagi keberhasilan siswa di masa depan, baik dalam kehidupan pribadi, sosial, maupun profesional. Guru memiliki peran sebagai teladan bagi siswa. Sikap, perkataan, dan tindakan guru sehari-hari di sekolah akan dicontoh dan diinternalisasi oleh siswa. Oleh karena itu, guru juga mencakup menampilkan perilaku yang berintegritas, jujur, disiplin, dan penuh kasih sayang.

Lebih dari itu, tugas guru juga melibatkan upaya aktif dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika kepada siswa melalui berbagai metode. Diskusi tentang nilai-nilai kehidupan, pemberian contoh-contoh perilaku yang baik, serta pengintegrasian pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran dapat membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai luhur tersebut. Tugas guru adalah membimbing siswa untuk tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan tanggung jawab moral.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia melalui kurikulum Merdeka Belajar juga memberikan penekanan yang kuat pada pendidikan karakter. Guru didorong untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pembentukan karakter siswa, serta mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek, Prof. Dr. Nunuk Suryani, dalam sebuah webinar pendidikan pada hari Selasa, 6 Mei 2025, menyatakan bahwa tugas guru yang paling mulia adalah mencetak generasi yang cerdas berakhlak mulia dan berbudaya luhur.

Dengan demikian, tugas guru tidak hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki dimensi yang lebih dalam, yaitu membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia. Guru adalah agen perubahan yang berperan penting dalam mencetak generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas, moral yang kuat, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara.